Kamis, 19 Juni 2014

Ketika Menjalin Asmara Bertahun-tahun




Dalam sebuah hubungan, terkadang sepasang kekasih merasa terlalu nyaman berpacaran. Hingga mereka lupa, belum, atau bahkan tidak berencana melanjutkan ke tahap yang lebih serius. Mungkin sebagian dari kamu mengalaminya.

Menurut psikolog jebolan Universitas Padjadjaran, Diah Ayu Kesuma, jalinan asmara seperti ini adalah hal lumrah. Sebab tiap sejoli memiliki alasan tersendiri, seperti ingin saling mengenal lebih jauh atau tengah mempersiapkan kebutuhan untuk kehidupan setelah menikah.
"Alasan itu tidaklah salah," kata Diah kepada Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia. "Karena semua orang memiliki tahap beradaptasi yang berbeda. Ada yang butuh waktu cepat dan ada yang lama."
Sementara psikolog Fredrick Purba berpendapat bila tahap pacaran memang bertujuan untuk saling mengenal. Juga guna menyiapkan diri serta pasangan ke jenjang pernikahan. Setelah tahap pengenalan itu, keduanya akan siap secara fisik, psikologis, ekonomi, serta sosial untuk menikah.
Fredrick mengatakan, ada beberapa tingkatan dalam masa berpacaran. Pertama adalah masa indah berpacaran. Pada tahap ini, setiap individu bakal bersenang hati melayani pasangannya. "Di fase ini, hormonlah yang berkuasa. Dan biasanya menghabiskan waktu sekitar enam bulan," ujar Bang Jeki, sapaan akrab Fredrick.
Setelahnya mulai masuk ke tingkatan konflik, dimulai sekitar bulan keenam sampai 1,5 tahun pacaran. Di sini, kedua kekasih harus mencari cara guna menyelesaikan masalah, membangun komunikasi, dan saling pengertian. Bila berhasil bertahan, sejoli itu akan memasuki tahap auto pilotatau serba otomatis. Periode ini biasanya terjadi hingga masa pacaran tahun ketiga.
"Jadi pacaran selama bertahun-tahun itu normal saja," kata Bang Jeki. "Dan berdasarkan riset, pasangan yang bersama selama 1,5 atau dua tahun sebelum menikah kemungkinan lebih langgeng dari pada yang lebih sebentar berhubungan."
Pacaran bertahun-tahun tak lagi tergolong normal jika salah satu pasangan, baik lelaki atau perempuan, sudah tidak merasa cinta, tapi enggan putus. Menurut Bang Jeki, pasangan seperti ini pun cukup banyak.
Beberapa dari mereka memilih bertahan dengan alasan sudah terbiasa memiliki kekasih atau malas mencari orang baru dan membangun hubungan dari awal. Ada juga yang merasa hubungan kedua orang tua sudah terlalu dekat hingga tidak ingin mengecewakannya atau ketergantungan akan keberadaan si pacar. "Yang paling buruk, salah satu pasangan terancam dengan kekerasan fisik, emosi, serta seks," kata Bang Jeki. "Kalau sudah begini, sebaiknya tidak diteruskan."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar