Kamis, 19 Juni 2014

Cerpen "Perjalanan Ke Mal"

Perjalanan Ke Mal
Oleh: NN


     Siti dan Dewi, dua teman sekelas di sebuah SMP, bersekolah di sore hari. Suatu hari, mereka bermaksud membolos dan pergi ke mal sebab ada permainan baru di tempat itu. Keduanya berpamitan kepada ibu masing-masing dan mengatakan hendak berangkat ke sekolah. Jika orang tua mereka mengetahui, ke mana mereka pergi, pasti marah. Tentu saja, mereka kemudian berganti pakaian.
     Mal itu tidak jauh dari sekolah dan dikenal sebagai tempat geng sekelompok anak muda berandalan berkumpul. Namun, karena keinginannya untuk bermain, mereka mengabaikan hal itu. Lagi pula, sebentar lagi pembagian rapor. Tidak ada salahnya bersantai sejenak, pikir mereka. Mereka adalah siswa yang pandai dan rajin belajar.
     Ketika mereka tiba, mal itu penuh dengan pengunjung. Siti dan Dewi tidak mengenal seorang pun di tempat itu. Ketika mereka sedang asyik bermain, beberapa anak muda yang ada di tempat itu menghampiri dan mengajaknya berbicara. Dari pakaiannya, tampak bahwa mereka adalah anggota geng dari sekolah lain yang selalu terlibat persaingan dengan sekolahnya. Namun, Siti dan Dewi merasa bahwa mereka cukup ramah. Keduanya berpendapat tidak ada salahnya berbicara dengan mereka.
     Tiba-tiba segerombolan anak muda yang lain mendekati mereka. Tampaknya mereka tidak senang bahwa sekelompok anak muda pertama menarik perhatian kedua gadis itu. Menghadapi gelagat seperti itu, kedua gadis itu segera meninggalkan tempat tersebut. Anak-anak muda itu mengikuti mereka, demikian pula rombongan anak muda yang kedua. Tampaknya akan ada perkelahian di tempat itu.
     Benar saja. Begitu kedua gadis itu tiba di luar, terjadilah perkelahian. Mereka melemparkan botol dan kaleng serta merusak mobil yang diparkir. Akhirnya beberapa orang terluka. Beruntung ada polisi yang sedang berpatroli di tempat itu. Polisi menghentikan perkelahian dan membawa beberapa anak muda serta kedua gadis itu ke kantor polisi.
     Polisi memanggil orang tua Siti dan Dewi. Polisi meminta agar mereka datang ke kantor polisi untuk mengambil kedua anak itu. Namun, sebelum dibebaskan, polisi mengambil sidik jari mereka. Mereka tidak ditahan, sebab belum ada catatan kepolisian sebelumnya mengenai kasus pelanggaran hukum oleh keduanya. Namun, mereka harus berjanji agar tidak lagi terlibat dalam tindakan pelanggaran hukum.
     Kedua gadis itu sangat malu sebab ketahuan bahwa mereka telah berbohong. Mereka sadar bahwa untuk memulihkan kembali kepercayaan orang tua terhadap mereka diperlukan waktu yang cukup lama.


Seperti itulah kira-kira cerita pendek hari ini, semoga bermanfaat untuk kita semua. Izin orang tua bisa menyelamatkan kita dimana pun kita berada o:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar