Senin, 30 Juni 2014

Informasi Dasar Pengguna Narkoba

Narkoba (Narkotika, psikotoprika dan obat berbahaya lainnya) adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik ditelan melalui mulut, dihirup melalui hidung maupun disuntikkan melalui urat darah. Zat-zat kimia itu dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan dan prilaku seseorang. Pemakaian terus menerus akan mengakibatkan ketergantungan fisik dan atau psikologis. Resiko yang pasti terjadi adalah kerusakan pada sistem syaraf dan organ-organ penting lainnya seperti jantung, paru-paru dan hati.
Pengguna narkoba adalah seseorang yang benar-benar hanya menggunakan narkoba atau alkohol untuk sekedar bersenang-senang, berekreasi, bersantai, menghilangkan stres atau kecemasan, hanya menggunakan pada perayaan atau acara-acara khusus atau untuk liburan.
Alkohol (termasuk juga bir, arak maupun tuak), putaw (heroin), shabu-shabu (methamphetamine) dan kokain adalah zat-zat yang sangat adiktif. Marijuana, nipam, ekstasi, LSD, mushroom dan zat lainnya (barbiturat, amphetamine atau shabu, hallusinogen), semua adalah narkoba yang dapat dengan mudah menarik seseorang untuk terjebak dalam adiksi atau kecanduan.
Penyalahguna Narkoba
Sebetulnya zat-zat alamiah maupun buatan (sintetik) yang berasal dari candu atau kokain, banyak digunakan untuk kepentingan pengobatan, misalnya menenangkan pasien atau mengurangi rasa sakit. Tetapi karena efeknya "enak" bagi pemakai, maka narkoba kemudian dipakai secara salah, yaitu bukan untuk pengobatan tetapi untuk mendapat rasa nikmat.
Penyalahgunaan narkoba adalah:
  • Pemakai yang bukan untuk tujuan pengobatan atau yang digunakan tanpa mengikuti aturan atau pengawasan dokter
  • Digunakan secara berkali-kali atau terus menerus seringkali menyebabkan ketagihan atau ketergantungan baik secara fisik atau jasmani maupun psikologis menimbulkan gangguan pada tubuh, pikiran, perasaan dan perilaku
Bahaya narkoba adalah:
Penyalahgunaan narkoba menimbulkan perasaan enak, nikmat, senang, bahagia, tenang dan nyaman. Tetapi persaan enak ini hanya berlangsung sementara, yaitu selama zat bereaksi dalam tubuh.
Bila pengaruhnya habis, justru pemakai merasa sakit dan tidak nyaman. Akibatnya pemakai merasa perlu menggunakannya lagi. Ini terus berulang sampai pemakai menjadi tergantung. Ketergantungan pada narkoba inilah yang mengakibatkan berbagai dampak negatif dan berbahaya, baik secara fisik, psikologis maupun sosial.
Kecanduan/Adiksi Narkoba
Adiksi adalah suatu penyakit, hasrat atau obsesi secara mental dan emosional, digabungkan dengan hasrat atau obsesi secara fisik pada sesuatu. Sekali seorang menjadi pecandu, maka mereka seperti memiliki dua kepribadian yang terbelah dan berbeda.
Pemulihan dari adiksi memakan waktu kurang lebih dua tahun. Pemulihan dari adiksi (selalu) merupakan proses empat kelopak mencakup pemulihan fisik, mental, emosional dan spiritual.
Proses 4 kelopak adalah:
Proses pemulihan dari adiksi terhadap narkoba yang sebenarnya seringkali berarti:
Sepenuhnya terbebas dari semua narkoba, termasuk obat-obatan resep. Bersamaan dengan itu si pecandu mulai meniti jalan menuju kehidupan yang lebih berkualitas, memuaskan, bermakna dan bernilai.
Pemulihan umumnya juga menuntut sejenis program terapi, keagamaan, program bantu diri, program berbasis komunitas atau program 12 langkah untuk membantu proses pemulihan dan aftercare adalah bagian yang sangat penting.
Program 12 langkah dan pertemuan-pertemuan Narcotics Anonymous (NA) sekarang ada di Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya, Pontianak dan Bali. Ada pertemuan terbuka setiap minggunya di kota-kota ini. NA memiliki informasi yang praktis tentang adiksi dan pecandu. NA juga menyediakan literatur dan buku-buku dengan subyek adiksi. Siapapun yang meminta dapat memperoleh informasi akurat tentang adiksi dan dunia adiksi dari pecandu yang telah pulih yang menghadiri pertemuan-pertemuan NA.
Pecandu membutuhkan pertolongan profesional, khususnya bimbingan dari pecandu dalam pemulihan atau pecandu lainnya yang telah sembuh, apabila pertanyaannya adalah apa mereka benar-benar ingin membantu teman kita yang kecanduan. carilah bantuan rekan sebaya yang terlatih maupun profesional yang kayak.
Detoksifikasi saja tidak membantu si pecandu pulih. Detoksifikasi hanya merupakan tahap pertama pemulihan. Kebanyakan dokter, psikiater dan Rumah Sakit di Indonesia saat ini belum terlatih sehingga tidak menggunakan metode detoksifikasi yang layak (mahal dan kurang ada gunanya).
Obat resep tetap adalah zat kimiawi yang dalam kadar tinggi dapat justru menjadi racun perusak ahti, ginjal, syaraf otak, dll.
Sebaiknya semua pecandu melakukan tes darah menyeluruh dengan konseling sebelum menjalani proses detoksifikasi. Jika si pecandu dinyatakan positif hepatitis dan atau HIV/AIDS, detoksifikasi harus dilakukan engan jumlah obat-obatan yang minim. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar